Skip to main content

Korsel janji bantu perusahaan bermasalah karena penutupan Kaesong

Indonesia Dan korea Kerjasama Produksi Pesawat

Seoul (ANTARA News) - Pemerintah Korea Selatan hari Rabu berjanji akan melakukan langkah terbaik guna membantu perusahaan-perusahaan yang terkena dampak penutupan kompleks industri bersama oleh Korea Utara di tengah meningkatnya ketegangan -- yang telah mencapai tingkat yang tidak pernah terjadi dalam beberapa dekade terakhir ini.

Juru bicara Kementerian Penyatuan Kim Hung-suk mengatakan kepada para wartawan bahwa tidak ada pekerja Korea Utara yang terlihat bekerja di Kompleks Industri Kaesong dalam dua hari berturut-turut setelah Korut mengatakan akan menarik semua warganya dari kompleks tersebut, lapor Yonhap.

Penarikan warga itu merupakan protes oleh Korut terhadap apa yang disebutnya sebagai provokasi yang tidak diterima yang dilakukan Korsel terhadap harga diri bangsa Korut.

Pengumuman soal penutupan Kaesong muncul hari Senin dan, satu hari kemudian, 53.000 warga Korut yang bekerja di sana sudah tidak terlihat.

"Situasi ini sangat disayangkan, (Korea) Utara tidak memberi tahu kepada kami bahwa mereka telah berubah pikiran," ujar Kim.

Kim mengatakan pemerintah akan berupaya membantu perusahaan-perusahaan Korea Selatan yang terkena dampak penutupan Kaesong.

Perwakilan perusahaan-perusahaan yang memiliki pabrik di Kaesong pada Selasa melakukan pertemuan dan meminta semua pihak untuk menjalankan dialog.

Mereka juga menyataan harapan bagi pengiriman delegasi untuk melakukan pembicaraan dengan Korea Utara.

Para pelaku bisnis yang mewakili 123 perusahaan mengklaim bahwa gangguan yang terjadi di Kaesong sudah memasuki tingkat serius.

Mereka berargumentasi bahwa jika kondisi tidak segera kembali normal, banyak perusahaan yang akan bangkrut.

"(Korea) Selatan menghormati pendapat dan pandangan yang dikemukakan oleh masyarakat pelaku bisnis dan akan melakukan apapun untuk dapat membantu mereka," kata Kim, kendati ia tidak merinci lebih jauh soal bantuan apa yang akan diberikan.

Saat ini ada 406 warga negara Korea Selatan di Kaesong sementara 114 orang diperkirakan akan menyeberang zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea.

Dengan adanya penutupan, hanya 292 orang yang akan berada di kompleks itu, yang belum dapat menerima pekerja pengganti, makanan serta bahan-bahan pabrik dari Korsel sejak Rabu lalu.

Pada saat itu, Pyongyang melarang semua lalu lintas dari Korsel kendati tidak menghentikan orang-orang yang meninggalkan Korut.

Juru bicara kementerian yang mengurusi dialog dengan Korut itu juga menepis peringatan yang dikeluarkan oleh Korut --bahwa para warga asing harus meninggalkan Korsel-- sebagai sekedar taktik untuk menciptakan ketidakamanan di Korsel.

Ia menekankan bahwa ancaman-ancaman yang dikeluarkan Pyongyang pada hari Selasa merupakan perang psikologis dan tidak perlu diperhatikan.

"Korea Selatan bersama sekutu-sekutunya bersatu dalam menghadapi tantangan-tantangan yang dilancarkan (Korea) Utara," katanya.

Korut telah membatalkan Perjanjian Genjatan Senjata yang menghentikan Perang Korea tahun 1950-1953 dan telah berkali-kali mengeluarkan ancaman bahwa pihaknya akan melakukan serangan nuklir pencegahan terhadap Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Amerika Serikat dan Korsel telah memainkan peranan kunci dalam upaya agar Perserikatan Bangsa-Bangsa menjatuhkan sanksi terhadap Korea Utara setelah Korut meluncurkan roket jarak jauh pada Desember lalu dan meledakkan bom nuklir pada 12 Februari lalu.
 
sumbet: https://www.antaranews.com

Comments