Justian Gagal Jadi Presiden Federasi Bulutangkis Dunia

Tokoh bulutangkis nasional Justian Suhandinata gagal menduduki posisi Presiden Feferasi Bulutangkis Dunia (BWF). Dalam pemungutan suara di Hotel Double Three Kuala Lumpur, Sabtu (18/5), ia dikalahkan Poul-Erik Hoyer Larsen asal Denmark. Proses pemilihan berlangsung ketat dan alot.

Poul, juara tunggal putra Olimpiade Atlanta 1996 yang berusia 47 tahun itu meraih 145 suara, sedangkan Justian 120 suara. Poul Erik menggantikan Kang Young Joong asal Korea Selatan. Setelah dinyatakan menang, Justian secara sportif mendatangi saingannya itu untuk memberikan selamat diiringi tepuk tangan lebih dari 200 para peserta sidang tahunan BWF itu.

Justian mengatakan, ia sudah melakukan apa yang bisa dilakukan untuk menduduki kursi tertinggi di federasi bulutangkis itu. "Saya sudah berusaha maksimal, termasuk berkeliling kelima benua untuk menggalang dukungan dan sudah mendapat cukup banyak dukungan, terutama dari Afrika dan Asia," katanya.

Ini kegagalan kedua bagi Justian. Kejadian serupa terjadi saat ia mencalonkan pada 2001 di Sevilla, Spanyol. Kepala Perkumpulan Bulutangkis Tangkas Jakarta mengatakan, kunci kemenangan Poul Erik adalah dukungan penuh yang diberikan oleh perwakilan dari benua Eropa serta sebagian negara-negara Amerika Selatan.

Dukungan dari Amerika Selatan tidak lepas dari peran Wakil Presiden BWF
Gustavo Salazar asal Peru yang membantu menggalang suara dari benua yang tidak begitu mengenal cabang bulutangkis itu. "Saya lihat kawasan Eropa sangat kompak dalam memberikan dukungan untuk Poul Erik. Ia juga mendapat dukungan dari sebagian negara-negara Amerika Selatan," kata Justian, 67 tahun.

Dari Indonesia, Ferrry Sonneville pada 1970-an pernah memimpin organisasi ini. Menurut Justian, Poul Erik kurang berpengalaman memimpin organisasi bulutangkis internasional. Ia hanya mengandalkan pengalaman dua tahun memimpin federasi bulutangkis Eropa. Ia siap untuk diajak berdiskusi Poul Erik atau untuk memberikan masukan terkait upaya untuk memajukan bulutangkis dunia.

Poul Erik menyatakan, tanggung jawab di pundaknya amat berat. "Pasti tantangan dan tanggung jawab yang harus saya hadapi sangat berat, terutama untuk menjadikan bulutangkis tetap dipertahankan di Olimpiade dan juga bagaimana bulutangkis lebih dikenal lagi," kata Poul Erik, kelahiran 20 September 1965 itu

 Via Metrotvnews.com

Comments